Baru-baru ini marak sebuah kasus kenakalan remaja yang sangat mencengangkan. Membuat heboh dunia maya dan dunia nyata tentunya. Apalagi peristiwa tersebut melibatkan nama baik instansi pemerintah tempat orang tua pelaku bekerja.
Menyikapi hal tersebut saya merasa miris sekaligus sedih. Karena korban dan beberapa orang pelakunya masih berusia anak-anak (di bawah 17 tahun).
Mengidentifikasi Penyebab Kenakalan Remaja
Sebagai masyarakat awam saya pun hanya bisa berdoa agar aparat dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan seadil-adilnya sesuai hukum yang berlaku di Indonesia,
Dan jujur saya penasaran, sebenarnya hal apa yang melatarbelakangi terjadinya peristiwa main hakim sendiri yang mengakibatkan sang korban, bocah laki-laki berusia 15 tahun tersebut terkapar koma di rumah sakit.
Karena sebagian berita yang muncul di media massa, masih cenderung simpang siur. Sebagian ada yang sesuai fakta dan sebagian lagi masih belum pasti keabsahannya.
Saya pun mulai mencari tahu, sebenarnya faktor apa saja yang bisa menyebabkan munculnya kenakalan pada remaja.
Faktanya kenakalan remaja merupakan masalah serius yang terjadi di masyarakat, dan bukan sekedar perilaku nakal anak-anak semata.
Dua Faktor Penyebab Kenakalan Remaja
Mengutip dari laman sehatq.com ada dua faktor penyebab kenakalan remaja, yaitu faktor internal dan faktor eksternal
Faktor internal
Faktor internal biasanya berasal dari dirinya sendiri, seperti kontrol diri yang lemah, krisis identitas serta kurangnya pemahaman agama.
Faktor eksternal
Sedangkan untuk faktor eksternal meliputi keluarga, lingkungan pergaulan, latar belakang ekonomi hingga penyalahgunaan teknologi informasi.
Ya di era perkembangan teknologi seperti saat ini, kemudahan akses informasi bisa menyebabkan berbagai masalah baru terutama pada anak remaja.
Dalam hal ini anak remaja masih dalam usia labil dan rentan. Cenderung belum bisa membedakan mana hal yang baik dan buruk.
Pada umumnya anak remaja sulit mengambil keputusan karena perkembangan otak di masa remaja belum berkembang secara optimal.
Bagian otak yang berperan sebagai pusat pengambilan keputusan mempertimbangkan benar atau salah belum sepenuhnya terbentuk.
Faktor Keluarga dan Lingkungan dalam Memengaruhi Kenakalan Remaja
Dari beberapa faktor eksternal penyebab munculnya kenakalan remaja tersebut saya pun tertarik dengan faktor keluarga dan lingkungan pergaulan si pelaku.
Mengacu pada kasus kenakalan remaja biasanya faktor rendahnya ekonomi bisa menjadi salah satu pemicu. Namun lain halnya pada kasus yang sedang hangat dibicarakan ini.
Diketahui orang tua si pelaku merupakan mantan pejabat di salah satu institusi pemerintah. Dan dalam hal ini latar belakang ekonomi keluarga yang mapan ternyata juga memiliki dampak tersendiri pada munculnya kenakalan remaja.
Entahlah, karena faktor kurangnya perhatian dan kasih sayang hingga kurangnya pengawasan dari orangtua? Bisa jadi.
Pengaruh Teman Sebaya
Dalam pergaulan sehari-hari, teman sebayalah yang menjadi pendukung dalam menemukan jati diri dan pembentukan karakter.
Seiring dengan beranjak remaja, kedekatan hubungan remaja dengan orang tua menurun drastic dan pada saat yang bersamaan hubungan remaja dengan teman seusianya menjadi meningkat secara drastis pula.
Interaksi antar teman sebaya memungkinkan untuk terjadinya saling interaksi, termasuk saling memberi semangat dan motivasi yang dapat berpengaruh secara emosional.
Teman sebaya memang mempengaruhi perkembangan emosional anak. Contoh : dengan adanya pengaruh dari teman sebaya membuat anak jadi lebih bertanggung jawab, belajar untuk menahan amarah, belajar untuk toleransi dan sebagainya.
Cara Mencegah Kenakalan Remaja dimulai dari Keluarga
Untuk mencegah kenakalan remaja diperlukan koordinasi dari berbagai pihak, mulai dari lingkungan terkecil yaitu keluarga, lingkungan sekolah hingga pemerintah.
Dan berikut ini 7 cara untuk mencegah kenakalan remaja dari keluarga, antara lain :
- Membangun hubungan yang suportif antara orangtua dan anak
- Memberikan wawasan dan pemahaman temtang perkembangan remaja, terutama yang berkaitan dengan aspek-aspek psikologis
- Membuat aturan yang tegas
- Mengajarkan tanggungjawab apabila ia melakukan kesalahan. Dengan cara mau mengakui kesalahan dan meminta maaf dengan tulus. Sekaligus memberikan pujian apabila ia melakukan sesuatu hal yang terpuji.
- Menjadi sosok panutan yang baik dngan cara memjadi teladan, memberikan contoh baik melalui ucapan dan perbuatan yang selaras.
- Menjadi orangtua yang selalu ada untuk anak. Agar anak bisa lebih terbuka dengan orangtuanya. Khusus untuk kedua orangtua yang bekerja agar sebisa mungkin memberikan waktu khusus, bukan sisa waktu diantara tumpukan pekerjaan.
- Mendorong anak untuk mengikuti kegiatan positif. Seperti hobi, olahraga, aktivitas keagamaan, keterampilan dan sebagainya. Dengan mengikuti kegiatan positif dan berkomunitas anak dapat merasa diterima oleh lingkungannya.
Kesimpulan
Terlepas dari isu kenakalan remaja yang sedang ramai dibicarakan dan viral menyita perhatian masyarakat Indonesia. Faktanya jumlah kenakalan remaja memang terus meningkat setiap tahunnya.
Dan dalam hal ini tak hanya orangtua yang memiliki andil dan tanggung jawab besar dalam memberikan edukasi, melainkan juga pihak sekolah sebagai institusi Pendidikan. Serta pemerintah sebagai pemberi regulasi hukum.
Di era perkembangan teknologi seperti saat ini bentuk kenakalan remaja tak hanya berupa perkelahian atau tawuran semata melainkan berbentuk bullying (perundungan) dan konsumsi pornografi yang bisa memberikan pengaruh buruk pada kesehatan mental.
Sebagian besar bentuk kenakalan remaja malah cenderung mengarah pada tindakan kriminal.
Namun bagaimanapun masalah tersebut harus menjadi perhatian dan prioritas kita semua. Semoga pemerintah terus menggalakkan sekaligus memberikan sosialisasi akan pentingnya pendidikan keluarga dalam mengatasi kenakalan remaja agar anak-anak sebagai penerus bangsa terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.